22.1.18

Profil Musisi - Tohpati


Tohpati Ario Hutomo (lahir di Jakarta, 25 Juli 1971) adalah seorang gitaris dan penulis lagu Indonesia. Tohpati merupakan salah satu gitaris jazz yang terkenal. Hal tersebut dikarenakan seringnya ia tampil di TV bersama penyanyi-penyanyi pop seperti Krisdayanti, Glenn Fredly, Rossa, Chrisye, dan lain-lain. Banyak karya-karyanya memadukan elemen kebudayaan tradisional sejalan dengan usahanya untuk memadukan unsur modern dan unsur tradisional Indonesia dalam musik-musiknya. Aliran musik jazz-nya dipengaruhi oleh banyak gitaris jazz dunia, tapi yang paling besar dalah pengaruh dari gaya permainan Pat Metheny.

Sejak masih remaja ia sudah sering tampil di panggung-panggung Jakarta. Bahkan ia pernah menyabet gelar Gitaris Terbaik pada Festival Band se-DKI pada saat usianya baru 14 tahun. Kemudian tahun 1989 juga terpilih menjadi Gitaris Terbaik festival Band se-Jawa. Di tahun itu juga ia menyabet gelar Gitaris Terbaik pada Yamaha Band Explosion tingkat Nasional.

Tahun 1993, ia kemudian tergabung dalam grup "Simak Dialog" yang beranggotakan Riza Arshad, Arie Ayunir, dan Indro. Nama yang disebutkan terakhir ini kemudian menjadi orang yang paling sering bermain bersama Tohpati dimana-mana. Bersama "Simak Dialog" Tohpati telah merilis tiga album : Lukisan, Baur, dan Trance / Mission.

Tahun 1998, Tohpati merilis album solo perdananya. Dalam album ini ia menampilkan beberapa penyanyi seperti Shakila dan Glenn Fredly yang beberapa waktu sebelumnya baru mulai meroket namanya bersama grup "Funk Section". Untuk mempopulerkan albumnya, Tohpati merilis video clip lagu berjudul Lukisan Pagi yang dibawakan bersama Shakila. Lagu tersebut sangat populer dan menjadi jawara di beberapa tangga lagu di tanah air.

Album keduanya, Serampang Samba, lebih banyak menyajikan hits-hits instrumental. Berbeda dengan album sebelumnya, kali ini Tohpati hanya merilis video clip lagu Jejak Langkah Yang Kau Tinggal yang dibawakan bersama Glenn Fredly. Serampang Samba juga memuat lebih banyak musik-musik tradisional Indonesia dengan saratnya permainan gitar akustik dan elemen-elemen musik Bali. Bisa dibilang album ini lebih idealis dari album sebelumnya.

Tohpati Ethnomission
Tohpati Ethnomission sudah merilis satu album, yaitu Save the Planet. Ethnomission memadukan rock dengan musik etnik dan fusion jazz. Grup ini juga berpersonil Indro Hardjodikoro (bas), Endang Ramdhan (kendang), Diki Suwarjiki (suling tradisional), dan Demas Narawangsa (drum). Menurut Tohpati, Ethnomission merupakan proyek pribadi yang lepas dari industri rekaman. Di grup ini, Tohpati mengaku mampu bermain lebih lepas dan lebih mampu berkreasi. “Ini proyek idealis,” katanya.

Sepintas embel-embel “mission” segera berasosiasi dengan “Trance/Mission”, judul album simakDialog (2002) di peralihan adopsi penuh kendang Sunda pada seksi ritme. Tohpati yang termasuk pentolannya menghadirkan corak peralihan tersebut pada album solo terbarunya, lewat permainan kendang Endang Ramdan komplementer terhadap tabuh drum Demas Narawangsa. Begitu didengarkan, warna distorsi, manipulasi pedal ekspresi, hingga aksen lengking yang serupa pun mengkonfirmasi jalinan tersebut. Belum lagi gaya rekaman live utuh yang nyaris menihilkan overdub jika mengingat tiga album sebelumnya, yang lebih memiliki polesan manis, yaitu saat masih di bawah label Sony Music. Pembuka “Etno Funk” juga menyimbolkan preferensi gitaris papan atas ini pada kreasi bernunsa tradisi sekaligus kocokan (strumming) funk yang sarat syncopated rhythm. Proporsi yang sudah mulai dibukukan sejak rilis “Tohpati” (1998) itu perlahan condong ke musik etnik.

Berbicara proporsi pada album simpul dua dunia Tohpati, “East West” adalah porsi fusion kontemporer yang paling gamblang. Tidak mengejutkan kalau tenorist Bob Mintzer muncul dalam unison melodi intervalik yang seolah membalas “Yahoo” ketika dimainkan Yellowjackets dengan bintang tamu Tohpati pada Jak Jazz Festival 2008. Mintzer tanpa kesulitan berarti menemukan ide pembuka yang menawan untuk solo saksofonnya. Fusi sejenis disuntikkan bius groove yang membuka “Rain Forest”dalam atmosfer jam band, walaupun ternyata berakhir dalam tema progresif.

Di sisi lain terdapat pula tutur cerita “Bedhaya Ketawang” yang menonjolkan suling Diki Suwarjiki dalam balada kontemplatif. “New Inspiration” menampilkan fitur bassist Indro Hardjodikoro sebagai versi baru dari album “It’s Time” (2008) yang memuatnya sebagai medley “Kata Hati (Inspiration)” pada bagian improvisasi duet drum-gitar. Aksi kendang-drum diberi slot pada “Perang Tanding” yang mewujudkan salah satu babak pertunjukkan wayang, dengan “Gegunungan” di babak lainya bagi duet gitar (plus synth) dengan kendang. Apalagi yang lebih tepat mengakhiri guitar-vaganza selain sedikit sentuhan country twang/chicken pluck dalam keriangan “Pesta Rakyat”.

TAMPIL MEMUKAU

Tohpati Ethnomission tampil memukau di Bentara Budaya Jakarta, 22 April 2010 lalu. Permainan musik yang disajikan dalam konser tersebut merupakan  komposisi Instrumental kolaborasi seni musik tradisional dengan seni musik modern.

Tohpati, Indro Hardjodikoro (bas), Endang Ramdhan (kendang), Diki Suwarjiki (suling tradisional), dan Demas Narawangsa (drum) memang memiliki misi untk mengekspolrasi musik-musik etnik secara total “ Bagi saya musik tradisional Indonesia itu bagus-nagus, karena musik tak bias lepas dari keadaan sosial di sekitar kita” Kata Tohpati. Dalam pertunjukan sekitar dua jam tersebut Tohpati membawakan sembilan buah aransemen lagu daiantaranya Ethno Funk, Let the Bird Sing, Save the Planet, New Inspiration, Jangger, dan Bedaya Ketawang

Tohpati Ario Hutomo, mengatakan dalam kolaborasinya malam itu mereka berusaha menyatukan instrumen musik tradisional dengan modern. “Saya memilih suling dan kendang, karena kedua alat musik ini bisa berkolaborasi dengan musik yang saya mainkan” kata Tohpati.

Proses penyatuan kedua jenis musik itu sendiri, jelas Tohpati, memakan waktu cukup lama. Butuh penyeragaman nada antara suling, kendang serta alat musik lainnya. “Kita harus meramu nada-nada dari alat musik tersebut agar menghasilkan suatu musik yang berbeda dari yang lainnya” ungkap Tohpati

Tohpati berhasil membuat ratusan penonton yang memenuhi pelataran Bentara Budaya Jakarta terpukau. Antusias penonton begitu tinggi hingga pertunjukan berakhir. Bukannya membubarkan diri, mereka justru kompak berteriak meminta grup tersebut tampil lagi.

Teriakan penonton pun ditanggapi oleh Indro Hardjodikoro dengan permainan solo bass-nya dan permainan drum Demas Narawangsa yang begitu atraktif. Tohpati sendiri memainkan gitarnya dengan penjiwaan yang begitu mendalam. Pukulan kendang Endang Ramdhan yang ditingkahi gentakan drum Demas yang saling melengkapi pun mendapat sambutan yang begitu meriah dari para penonton yang hadir.

Tohpati berharap genre musik yang dibawakannya dapat diterima masyarakat. “Dengan adanya genre musik yang kami mainkan masyarakat akan lebih terbuka wawasannya, bahwa sebenarnya musik itu bukan yang itu-itu saja tapi sangat beragam bentuknya,”Ungkapnya.

silverdome today
international news today in english headlines
friendly match 2018 brazil vs argentina
2018 fifa world cup qualification conmebol
south america world cup qualifying 2018 broadcast

TODAY DIRECTORY © 2008 today directory.

TOPO